Rabu, 25 November 2015

Bahagia bersamamu

Kita lihat makna bahagia menurut Al-Qur'an " Qad Aflaha man tajakka, wa dzakarasma rabbihi fashalla", pasti bahagia orang yang membersihkan (diri, hati, harta), yang selalu mengingat Tuhannya, lalu dia shalat. Dalam kitab Mukhtaaral Hadist Rasulullah SAW berkata " Kebahagiaan yg paling bahagia ialah panjang umur dalam ketaatan kepada Allah. {HR. Ad-Dailami dan Al Qodho’i}

Dalam hadistnya yang lain, Rasulullah juga menunjukan ciri bahagianya seseorang. "Empat perkara yang merupakan kebahagian dari seseorang, yaitu: mempunyai isteri yang shalehah, mempunyai anak yang berbakti, mempunyai teman yang shaleh dan mencari rizki di negerinya sendiri (HR. Dailami dari Ali ra)

Diriwayatkan dari Ali ra. : kami mengikuti upacara pemakaman di Baqi Al Gharqad. Nabi Muhammad Saw mendatangi kami dan duduk, kami pun duduk mengelilinginya. Nabi Muhammad Saw menggenggam tongkat kecil di tangannya, membungkukkan kepalanya dan mulai menggoresi tanah dengan tongkat itu. Kemudian Nabi Muhammad Saw bersabda, “tiada seorang pun diantara kalian, maupun setiap orang yang diciptakan, kecuali memiliki sebuah tempat, di surga ataukah di neraka, yang telah ditetapkan untuknya. Dan telah diputuskan untuknya apakah ia akan berada di antara mereka yang berbahagia (sa’idah) atau berada di antara mereka yang celaka (syaqiy-yah)”. Seorang lelaki berkata, “ya Rasulullah Saw, dapatkah kami bergantung kepada apa yang telah dituliskan untuk kami dan meninggalkan perbuatan-perbuatan (amal), begitu pula orang-orang yang berbahagia di antara kami akan mengerjakan perbuatan-perbuatan orang yang berbahagia dan orang-orang yang celaka di antara kami akan mengerjakan perbuatan-perbuatan orang yang celaka diantara kami?” Nabi Muhammad Saw bersabda, “perbuatan-perbuatan baik akan melapangkan jalan bagi kebahagiaan dan perbuatan-perbutan buruk akan melapangkan jalan bagi ketidakberuntungan.” Kemudian Nabi Muhammad Saw membacakan ayat-ayat suci berikut : maka siapa yang (suka) memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, serta membenarkan adanya pahala yang terbaik, kami sungguh memudahkan baginya jalan menuju kebahagiaan. (QS Al Lail [92] 5-7).

Jika melihat penjelasan-penjelasan tersbut, maka kita sebenarnya akan mampu melihat manusia itu kedalam 4 golongan :

Pertama, Manusia yang termasuk "Sa'iidun fiddunyaa wa sa'iidun fil akhirat" orang yang bahagia di dunia dan bahagia di akhirat itulah karakter orang yang menemukan 'hasanah fiddunya, hasanah fil akhirat". jabatan tinggi, harta berlimpah, keluarga sehat, dia taat beribadah kepada Allah dan banyak memberi kemanfaatan terhadap sesama.

Kedua, Manusia yang termasuk "Sa'iidun fiddunya, saqiyyun fi aakhirat" orang yang "bahagia" hidup di dunianya tapi tidak bahagia (celaka) kehidupan akhiratnya. Sengaja saya kasih tanda petik dalam kalimat bahagia, karena kebahagiaaan yang dimaksud disana sebatas pengertian lahiriah manusia, dia bahagia dalam segala keberlimpahan materi, tapi dia jauh dari Tuhannya, tak pernah mau berbagi dan memberi manfaat pada sesama manusia.

Ketiga, Manusia yang termasuk "Saqiyyun fiddunya, Wa Sa'iidun fil aakhirat" orang yang tidak bahagia/sengsara hidup di dunianya, tapi dia bahagia hidup di akhiratnya. Boleh jadi dia hidup dalam serba kekurangan, tidak bahagia dalam pandangan manusia kebanyakan, miskin papa, tapi dia rajin beribadah kepada Allah, memiliki perangai baik dalam menjalani kehidupan, menikmati kemiskinannya dan baik pergaulannya dengan sesama manusia, banyak memberi manfaat dengan apapun yang dimilikinya.

Keempat, manusia yang tergolong " saqiyyun Fiddunya wa Saqiyyun fil akhirat" orang yang tak bahagia di dunia dan tak bahagia juga hidupnya di akherat kelak. Inilah paling sengsara dan celakanya manusia. Dia hidup miskin, serba kurang, sombong, malas beribadah, sama orang musuhan mulu, jika meninggal, dalam kehidupan akhirat kelak pasti akan lebih celaka. "Aku benci orang kaya yang sombong, tapi aku lebih benci orang miskin yang sombong" begitu kata Rasulullah SAW.

Bersilaturrahmilah

Simulasi….
Apakah kita hidup di dunia ini karena kita memesan/ request?
Apakah memungkinkan kita hidup tanpa melibatkan pihak lain?
Mampu kah kita mencukupkan hajat kita seorang diri?
Lalu…… saat kita meninggal, bisa kah kita pergi ke kubur seorang diri?
Karena nya..
Bersilaturahim lah....
Dalam mu`jamul wasith 1/335 disebutkan :
Silaturrahim diambil dari 2 kata :
الصلة: menyambung 
الرحم: kekerabatan
Pandangan Ulama tentang Makna Silaturrahim 
Pertama, kerabat yang masih berstatus mahram. Artinya seandainya salah satunya laki-laki dan yang lain perempuan maka tidak boleh menikah. Menurut pendapat ini maka anak paman dan anak bibi tidak termasuk kerabat yang tetap wajib disambung.
Kedua, kerabat yang masih berstatus ahli waris. Yang berpendapat semisal ini berdalil dengan hadits,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ قَالَ « أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوكَ ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ ».
Dari Abu Hurairah, ada seorang yang bertanya, “Ya, rasulullah siapakah orang yang paling berhak kuperlakukan dengan baik?” Nabi bersabda, “Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian bapakmu, kemudian kerabat yang dekat dan yang dekat” (HR Muslim no 6665).
Dalam hadits ini hubungan yang Nabi perintahkan untuk tetap dipelihara adalah kerabat yang dekat. Yang dimaksud kerabat yang dekat adalah yang masih berstatus ahli waris.
Ketiga, semua kerabat baik mahram ataukah bukan, ahli waris atau kah bukan.
Pendapat ketiga ini dikomentari oleh Syeikh Abdullah Al Bassam, “Ini merupakan pendapat yang kuat namun bentuk menjalin hubungan kekerabatan itu berbeda-beda tergantung kedekatan hubungan dan kemampuan serta kebutuhan” (Lihat Taudhih al Ahkam 7/324-325).
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Muslim itu saudara bagi muslim yang lain” (HR Bukhari no 6951 dan Muslim no 6743 dari Ibnu Umar). Namun ini adalah ikatan kekerabatan dengan pengertian yang luas, sebagaimana yang dijelaskan oleh al Qurthubi.
قَالَ الْقُرْطُبِيّ : الرَّحِم الَّتِي تُوصَل عَامَّة وَخَاصَّة ، فَالْعَامَّة رَحِم الدِّين وَتَجِب مُوَاصَلَتهَا بِالتَّوَادُدِ وَالتَّنَاصُح وَالْعَدْل وَالْإِنْصَاف وَالْقِيَام بِالْحُقُوقِ الْوَاجِبَة وَالْمُسْتَحَبَّة . وَأَمَّا الرَّحِم الْخَاصَّة فَتَزِيد لِلنَّفَقَةِ عَلَى الْقَرِيب وَتَفَقُّد أَحْوَالهمْ وَالتَّغَافُل عَنْ زَلَّاتهمْ
Beliau mengatakan, “Rahim (kekerabatan) yang wajib dijaga itu ada dua, kekerabatan dalam makna luas dan kekerabatan dalam makna sempit. Kekebatan dalam makna luas adalah kekerabatan karena agama. Kekerabatan ini wajib dijaga dengan saling mencintai, saling memberi nasihat, bersikap adil dan menunaikan hak sesama muslim baik yang wajib maupun yang dianjurkan.
Sedangkan kekerabatan dalam makna sempit itu dijaga dengan memberi bantuan materi kepada kerabat, memperhatikan keadaan mereka dan mudah melupakan kesalahan mereka” (Fathul Bari karya Ibnu Hajar, 17/115).
فضائل صلة الرحم
Keutamaan Silaturrahim
1.  Sebab Masuk Surga
َنْ أَبِي أَيُّوبَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ قَالَ مَا لَهُ مَا لَهُ وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَبٌ مَا لَهُ تَعْبُدُ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُع بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصِلُ الرَّحِمَ «
 .رواه البخاري 
Dari Abu Ayyub Al-Anshori r.a bahwa ada seorang berkata kepada Nabi saw., ”Beritahukanlah kepadaku tentang satu amalan yang memasukkan aku ke surga. Seseorang  berkata, ”Ada apa dia? Ada apa dia?” Rasulullah saw. Berkata, ”Apakah dia ada keperluan? Beribadahlah kamu kepada Allah jangan kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, tegakkan shalat, tunaikan zakat, dan ber-silaturahimlah.”
(HR Bukhari)
2.  Sebab dilapangkan nya Rizki dan dipanjangkan nya umur
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ (رواه البخاري ومسلم)
Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, ”Barangsiapa ingin dilapangkan baginya rezekinya dan dipanjangkan untuknya umurnya hendaknya ia melakukan silaturahim.”
(HR Bukhari dan Muslim).
Dalam satu riwayat disebutkan man ahabba dan didalam riwayat lain disebutkan man sarrohu
Dalam satu riwayat disebutkan fi atsarihi sementara dalam riwayat lain fi ajalihi. Atsar juga bisa disebut ajal yang artinya jejak.
Maksudnya dipanjangkan umurnya adalah dikenang kebaikannya
3.  Silaturrahim adalah sambungan ( koneksi ) kepada Allah ta`aala
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الرَّحِمَ شَجْنَةٌ مِنْ الرَّحْمَنِ فَقَالَ اللَّهُ مَنْ وَصَلَكِ وَصَلْتُهُ وَمَنْ قَطَعَكِ قَطَعْتُهُ
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. bersabda, ”Sesungguhnya rahim itu berasal dari Arrahman lalu Allah berfirman, ”Siapa menyambungmu Aku menyambungnya dan barangsiapa memutusmu aku memutusnya.” (H.R Bukhari).
 Syijnatun berarti akar pohon yang saling melilit. 
Syijnah dalam hadits ini adalah kerabat yang saling merekat kuat laksana akar yang melilit ke ranting.
rahim itu adalah merupakan pengaruh rahmat Allah yang melekat kuat dengan kerahimannya
Ibroh Hadits  : Agungnya sebutan nama Rahman dan berpahalalah orang yang menjalankan hubungan silaturahim serta akan diberi sanksi bagi pemutus hubungan silaturahim
4. Sebab Seseorang Mendapatkan Hidayah 
عن حكيم بن حزام ـ رضي الله عنه ـ قال : يا رسول الله ، أرأيت أموراً كنت أتحنث بها في الجاهلية : من صلةٍ ، وعتاقةٍ وصدقةٍ هل لي فيها من أجر ؟ قال حكيم : قال رسول الله ـ صلى الله عليه وسلم ـ " أسلمت على ما سلف من خير «
    رواه البخاري
 Dari Hakim bin Hizam –ra, bertanya: Ya Rasulallah, Bagaimana menurut Engkau tentang beberapa hal yang pernah aku lakukan di masa jahiliyah; seperti: silaturrahim, memerdekakan budak, dan bersedekah, apakah aku mendapatkan pahalanya? Hakim berkata: Rasulullah saw bersabda: Kamu masuk Islam atas berkat kebaikan yang telah dahulu kamu kerjakan.
[HR Al-Bukhariy]
Semoga Allah Ta`aala memberikan kemudahan dan kekuatan agar kita tetap bisa menjaga dan memelihara hubungan tali Silaturrahim kita.
Wallahu A`lam Bisshowab

Rabu, 04 Maret 2015

Sahabat yang Baik

Semua kita sadar, bahwa manusia tidak bisa hidup seorang diri, maka sebuah keniscayaan bahwa semua kita membutuhkan pihak lain, kita butuh teman, butuh sahabat, butuh pendamping dan lain nya.

Islam sebagai sebuah manhaj, tidak membiarkan satu bagian walau ia perkara kecil, apalagi perkara besar, melainkan pasti terdapat tuntunan yang benar dari agama yang mulia ini.
Sahabat dalam pandangan islam sangat mempengaruhi kehidupan seseorang, namun sahabat yang seperti apa yang pantas kita pilih untuk mengantarkan kepada terjaga nya sahabat kita?
Mari kita renungkan Firman Allah subhanahu wata`aala :

teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. ( Az Zukhruuf : 67)

sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang mulia ini:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ »

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :“Seseorang itu menurut agama kawan dekatnya.
Maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi kawan dekatnya...” (Shahih, HR. Abu Daud, at-Tirmidzi; Silsilah Ash-Shahihah: 927 al-Albani).

Diriwayatkan bahwa :
Apabila penghuni surga telah masuk ke dalam surga, lalu =mereka tidak menemukan sahabat2 mereka yg selalu bersama mereka dahulu di dunia.
Lalu Mereka bertanya tentang sahabat mereka kepada Allah Ta'ala...:
"Yaa Rabb...
Kami tidak melihat sahabat2 kami yang sewaktu di dunia shalat bersama kami, puasa bersama kami dan berjuang bersama kami...??
"Maka Allah Ta'ala berfirman:
"Pergilah ke neraka, lalu keluarkan sahabat2mu yg di hatinya ada Iman walaupun hanya sebesar zarrah."
(HR. Ibnul Mubarak dalam kitab "Az-Zuhd")."

Al-Hasan Al-Bashri berkata:
"Perbanyaklah sahabat2 mu'minmu, krn mrk memiliki syafa'at pd hari kiamat".
Dan sebaik-baik teman adalah :
1. Apabila saat melihat wajahnya maka mengingatkanmu kpd pertemuanmu dengan Allah.
2. Apabila saat melihat perbuatannya maka mengingatkanmu kpd kampung akhirat.
3. Apabila saat ia berbicara maka bertambahlah Ilmumu...Alhamdulillah

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻔﺎﺭﻭﻕ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﺍﻟﺨﻄﺎﺏ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ :
"ﻣﺎ ﺃﻋﻄﻲ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﺑﻌﺪ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﻧﻌﻤﺔ.. ﺧﻴﺮﺍﹰ ﻣﻦ ﺃﺥ ﺻﺎﻟﺢ، ﻓﺈﺫﺍ ﻭﺟﺪ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﻭﺩﺍﹰ ﻣﻦ ﺃﺧﻴﻪ ﻓﻠﻴﺘﻤﺴﻚ ﺑﻪ."

Umar Ibn Khathab r.a., berkata, "Tidak ada nikmat yg diberikan kepada seorang hamba setelah Islam yg lebih baik dari sahabat yg soleh, maka apabila salah seorang dari kalian telah mendapatkan cinta dari sahabat solehnya, hendaklah ia menggenggamnya dgn kuat

ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ:
" ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻟﻚ ﺻﺪﻳﻖ - ﻳﻌﻴﻨﻚ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻄﺎﻋﺔ - ﻓﺸﺪ ﻳﺪﻳﻚ
ﺑﻪ؛ ﻓﺈﻥ ﺍﺗﺨﺎﺫ ﺍﻟﺼﺪﻳﻖ ﺻﻌﺐ ﻭﻣﻔﺎﺭﻗﺘﻪ ﺳﻬﻠﺔ .."

Imam Syafi'i berkata, "Apabila engkau memiliki sahabat yg mengingatkanmu pd ketaatan, maka genggamkanlah kedua tanganmu erat2 kepadanya! karena mendapatkan sahabat itu sulit, sedang meninggalkannya mudah

ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﺤﺴﻦ ﺍﻟﺒﺼﺮﻱ :
ﺇﺧﻮﺍﻧﻨﺎ ﺃﺣﺐ ﺇﻟﻴﻨﺎ ﻣﻦ ﺃﻫﻠﻨﺎ ﻭﺃﻭﻻﺩﻧﺎ، ﻷﻥ ﺃﻫﻠﻨﺎ ﻳﺬﻛﺮﻭﻧﻨﺎ ﺑﺎﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺇﺧﻮﺍﻧﻨﺎ ﻳﺬﻛﺮﻭﻧﻨﺎ ﺑﺎﻵﺧﺮﺓ، ﻭﻣﻦ ﺻﻔﺎﺗﻬﻢ: ﺍﻹﻳﺜﺎﺭ

Hasan Al-Basri berkata, "Kami lebih mencintai sahabat2 kami dari istri dan anak2 kami, karena keluarga kami mengingatkan kami akan dunia, sedang sahabat kami mengingatkan akan akhirat, dan diantara sifat mereka adalah itsar.

ﻭﻗﺎﻝ ﻟﻘﻤﺎﻥ ﺍﻟﺤﻜﻴﻢ ﻻﺑﻨﻪ :
ﻳﺎﺑﻨﻲ؛ ﻟﻴﻜﻦ ﺃﻭﻝ ﺷﻲﺀ ﺗﻜﺴﺒﻪ ﺑﻌﺪ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺃﺧﺎ "ﺻﺎﺩﻗﺎ"
ﻓﺈﻧﻤﺎ ﻣﺜﻠﻪ ﻛﻤﺜﻞ " :ﺷﺠﺮﺓ" ، ﺇﻥ ﺟﻠﺴﺖ ﻓﻲ ﻇﻠﻬﺎ ﺃﻇﻠﺘﻚ
ﻭﺇﻥ ﺃﺧﺬﺕ ﻣﻨﻬﺎ ﺃﻃﻌﻤﺘﻚ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﺗﻨﻔﻌﻚ ﻟﻢ ﺗﻀﺮﻙ ..

Luqman yang bijak menasehati anaknya. Dia berkata, "Wahai putraku.. hendaklah perkara pertama yg engkau cari setelah iman kepada Allah, adalah sahabat yang jujur. Sesungguhnya sahabat yg jujur itu seperti pohon yg rindang. Jika engkau duduk di bawah naungannya, dia akan menaungimu, jika engkau mengambil sesuatu darinya, dia akan mengenyangkanmu dan jika dia tidak bermanfaat bagimu, dia tidak mencelakakanmu.

ﻣﺮﺽ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺫﺍﺕ ﻳﻮﻡ ﻭﻻﺯﻡ ﺍﻟﻔﺮﺍﺵ، ﻓﺰﺍﺭﻩ ﺻﺪﻳﻘﻪ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ، ﻓﻠﻤﺎ ﺭﺃﻯ ﻋﻠﻴﻪ ﻋﻼﻣﺎﺕ ﺍﻟﻤﺮﺽ ﺍﻟﺸﺪﻳﺪ ﺃﺻﺎﺑﻪ
ﺍﻟﺤﺰﻥ ... ﻓﻤﺮﺽ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺃﻳﻀﺎ

Satu hari, saat imam Ahmad -rahimahulla- menderita suatu penyakit yg menyebabkannya tdk dapat bangkit dari kasurnya, sahabat baiknya, imam Asy-Syafi'i -rahimahullah- datang menjenguknya. Ketika imam Syafi'i melihat kondisi penyakit yg dialami sahabatnya, beliau sangat bersedih... hingga akhirnya beliau pun jatuh sakit.

ﻓﻠﻤﺎ ﻋﻠﻢ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﺑﺬﻟﻚ .
ﺗﻤﺎﺳﻚ ﻧﻔﺴﻪ ﻭﺫﻫﺐ ﻟﺮﺅﻳﺔ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻓﻲ ﺑﻴﺘﻪ ..
- ﻓﻠﻤﺎ ﺭﺁﻩ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻗﺎﻝ :
ﻣﺮﺽ ﺍﻟﺤﺒﻴﺐ ﻓﺰﺭﺗﻪ
ﻓﻤﺮﺿﺖ ﻣﻦ ﺍﺳﻔﻲ ﻋﻠﻴﻪ
ﺷﹹﻔﻲ ﺍﻟﺤﺒﻴﺐ ﻓﺰﺍﺭﻧﻲ
ﻓﺸﹹﻔﻴﺖ ﻣﻦ ﻧﻈﺮﻱ إليه

Saat imam Ahmad mengetahui berita itu, beliau menguatkan dirinya dan sgr pergi menjenguk imam Syafi'i ke rumahnya.
Ketik imam Syafi'i melihatnya datang, beliau berkata, "Saat sahabat baikku sakit, aku datang menjenguknya, hingga aku pun sakit karena kesedihanku akan keadaannya. Kini.. sahabat baikku telah sembuh dan datang menjengukku. Sungguh.. saat ini aku pun telah merasa sembuh karena melihat keadaannya.

ﺍﻟﻠﻬﻢ.. ﺍﺭﺯﻗﻨﺎ ﺍﻟﺼﺤﺒﺔ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﺔ..!

Ya Allah.. karuniakanlah pd kami sahabat2 yg baik..!

ﺍﻟﻤﺤﺒﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻪ.. ﻧﻌﻤﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ.. ﻭﺍﻟﺘﻮﺍﺻﻞ ﻣﻊ ﺍﻷﺣﺒﺔ ﺃﻧﺲ ﻭﻣيسرة.. ﻫﻢ ﻟﻠﻌﻴﻦ ﻗﺮﺓ..

Saling mencintai karena Allah adalah karunia-Nya, dan saling menyambung hubungan dgn orang2 yg dicintai adalah wujud kasih sayang yg memberi kemudahan. Mereka adalah pelipur lara.. penyejuk pandangan..

ﻓﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﺩﺍﻡ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﺫﻛﺮ ﻫﻢ.. ﻭﺇﻥ
ﻏﺎﺑﻮﺍ ﻋﻦ ﺍﻟﻌﻴﻦ ﻗﻠﻨﺎ ﻳﺎ ﺭﺏ ﺍﺣﻔﻈﻬﻢ ﻭﺍﺭﻋﺎﻫﻢ

Semoga keselamatanlah.. bagi mereka yg selalu terkenang di hati. Sekalipun mereka jauh dari pandangan, kami akan selalu berkata, "Wahai Tuhanku..! Jagalah dan peliharalah mereka."
Ingat aku di dunia dan akhirat nanti ya sahabat. Semoga kita bisa berteman di dunia dgn berbagi kebaikan dan bisa menjadi syafa'at dihari kiamat.

Sumber :  * http://bit.ly/1Nud3VX